Dalam sebuah kesempatan, seorang teman pecinta alam bertutur bahwa kenikmatan mendaki gunung bukan ketika mencapai puncak, menancapkan bendera, dan berteriak sekeras-kerasnya untuk mengabarkan keberhasilan, tapi justru pada proses pencarian jalan dan keluh kesah di dalamnya. Pendapat senada juga dikemukan seorang filmmaker, kedasyatan merasakan aura film dokumenter bukan pada hasil yang diputar di bioskop atau layar kaca, tapi proses riset dan produksinya jauh lebih asyik. Di dunia pendidikan, para pendidik senior juga selalu bertutur soal pertemuan-pertemuan di ruang kelas sebagai "klimaks" seluruh pencapaian dibandingkan hasil-hasil ujian itu sendiri.
Belakangan, setelah nilai akhir dientry dan dirilis, banyak keluh kesah berhamburan untuk menyuarakan ketidakpuasan. Mahasiswa tak ubahnya pendaki gunung, filmmaker, atau pendidik, yang kerap melupakan proses dan mendewakan hasil. Padahal, esensi perkuliahan itu terletak pada 14 pertemuan dan keberhasilan peraihan cakrawala berpikir. Sedangkan nilai akhir adalah dampak--yang sudah pasti akan diberikan sesuai amal perbuatannya.
Ketika masih ada yang merasa "dirugikan" lantaran nilai akhir tidak seperti yang diharapkan, maka hadirkan kejujuran untuk menjawab semua persoalan pribadi. Persisnya, masalah-masalah yang mencemari 14 pertemuan kemarin. Tugas-tugas itu mencerminkan proses, dan ujian mencerminkan hasil. Maka, saya memilih aspek proses sebagai dasar penilaian. Bila aspek proses itu diciderai, maka dampaknya terlihat pada hasil.
Tidak perlu patah semangat dengan "kekejaman" ini, karena ini semata-mata untuk kebaikan semua. Terutama, sistem yang telah dibentuk lembaga dan disetujui pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Sebagai Pendongeng, saya hanya akan bercerita bila memang dibutuhkan. Dan saya hanya mengapresiasi para pendengar dongeng yang paling apresiatif. Menurut saya, para pendengar dongeng yang apresiatif adalah mereka yang sadar untuk mengikuti proses dan paham apa yang didongengkan.
Semoga ini bisa "mencerahkan" dan maaf tidak bisa memenuhi seluruh keinginan.[]
Ketika masih ada yang merasa "dirugikan" lantaran nilai akhir tidak seperti yang diharapkan, maka hadirkan kejujuran untuk menjawab semua persoalan pribadi. Persisnya, masalah-masalah yang mencemari 14 pertemuan kemarin. Tugas-tugas itu mencerminkan proses, dan ujian mencerminkan hasil. Maka, saya memilih aspek proses sebagai dasar penilaian. Bila aspek proses itu diciderai, maka dampaknya terlihat pada hasil.
Tidak perlu patah semangat dengan "kekejaman" ini, karena ini semata-mata untuk kebaikan semua. Terutama, sistem yang telah dibentuk lembaga dan disetujui pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Sebagai Pendongeng, saya hanya akan bercerita bila memang dibutuhkan. Dan saya hanya mengapresiasi para pendengar dongeng yang paling apresiatif. Menurut saya, para pendengar dongeng yang apresiatif adalah mereka yang sadar untuk mengikuti proses dan paham apa yang didongengkan.
Semoga ini bisa "mencerahkan" dan maaf tidak bisa memenuhi seluruh keinginan.[]