simulasi LIVE REPORTING





Live reporting atau siaran secara langsung bukan pekerjaan yang mudah. Karena itu, meski pekerjaan itu dilakukan dalam hitungan menit, persiapannya perlu dilakukan secara matang.

Bahkan kru yang biasa bertugas di stasiun televisi pun senantiasa memerhatikan seluruh persiapan, seperti:
- memastikan seluruh kru studio telah ada di posisinya masing-masing.
- memastikan seluruh alat-alat kerja telah berfungsi.
- memastikan kualitas video dan audio secara off-air.

Selain itu, produser program juga memperhatikan masalah lain:
- memastikan kesiapan news anchor dan reporter di lapangan.
- memastikan busana news anchor di ruang studio telah memenuhi syarat pengambilan gambar. Misal, bila studio menggunakan backdrop secara chroma-key atau virtual, maka para pengisi acara tidak mengunakan warna busana yang sama dengan warna latar belakang (green screen atau blue screen). Atau menghindari warna putih yang berdampak refleksi atau pakaian bergaris-garis yang berdampakflicker. Bila produser atau pengisi acara keberatan dengan usulan itu, maka minta ia tampil di depan kamera dan perlihatkan gambar off-air!
- memastikan tata rias untuk news anchor telah memenuhi syarat untuk pengambilan gambar.
- memastikan penempatan titik-titik kamera sebagai bagian dari format produksi, agar bisa memaksikan proses pengambilan gambar.

Pola simulasi itu telah diimplementasikan dengan baik oleh mahasiswa Jurusan Broadcasting Institut Manajemen Telkom (IMT) 2010, beberapa waktu lalu. Via dan kawan-kawan memperlihatkan pola produksi teleconference, yang menghubungkan news anchor di studio dengan reporter di lokasi peliputan untuk pelaporan secara langsung (live). Dan, hasilnya seperti bisa disaksikan pada video di atas.

Video di atas hanyalah penggalan atas video yang berdurasi lebih panjang. Namun, hal itu cukup mewakili buah dari kerja keras dan kesungguhan dalam mencintai dunia jurnalisme televisi. Selamat![]